Monday, September 12, 2011

perjalanan asa

Pic.google

Matamu,jendelaku menuju negeri para peri menari dan bernyanyi. Dan aku jatuh berulang kali. Cinta.

Senyummu, lembah aku menikmati kabut sambil menyusuri waktu yang seakan hilang saat jemari bertaut.

Hatimu, tempat berteduh paling teduh dari segala lelah dan ketika rindu mulai menata gelisah. Yang mengajarkan aku untuk mengerti bahwa kesedihan adalah kebahagiaan yang sedang mencari jalan pulang.

Sunday, September 11, 2011

Untuk Nay, Erik dan cinta mereka


Pic.google

Teman,pernahkah kau merasa sangat jatuh cinta pada seseorang hingga kau tidak tahu harus berbuat apa agar orang itu tahu perasaanmu? Karena jika dia tahu mungkin dia akan menjadi tidak nyaman dengan hubungan pertemanan itu dan perlahan menjauh.


Aku punya seorang sahabat,Nay namanya. Ia selalu tampak ceria dan siapapun yang ada di dekatnya pasti akan terbawa menjadi suka ria. Seperti tak pernah ada masalah dengan hidupnya dan jikapun ada masalah ia akan berusaha menyelesaikannya dengan semudah mungkin,yah paling tidak itu menurutku. Aku terkadang iri padanya dengan pekerjaan yang bagus,wajah cantik dan begitu banyak orang yang menyayanginya ia bisa mendapatkan apapun yang ia mau. Dan terkadang aku menganggap diriku ini supporting role nya Nay.


Belakangan ini waktu dan jarak tidak bersahabat pada kami. Rutinitas harus membuat kami menyerah takluk padanya,kesibukan kantor yang luar biasa pada akhirnya menjadi alasan yang klise yang tidak dapat kami lawan. Beberapa hari lalu akhirnya Nay menghubungiku di tengah-tengah aku menyiapkan dokumen untuk meeting. Kusambar langsung telepon genggamku dan setengah berteriak aku menjawab teleponnya pun ia di seberang sana melakukan hal yang sama diiringi suara renyah tawanya. 10 tahun waktu yang cukup untuk aku bisa mengenalnya. Dan telepon darinya siang itu walaupun ia tak bicara aku tahu bahwa ada yang tidak baik-baik saja.

Friday, September 9, 2011

Wisata Museum di TMII

Minggu lalu diliburan saya yang cuma 3 hari itu, 2 tanggal merah dan 1 hari cuti lebaran saya memutuskan untuk berwisata museum. Sebenarnya saya mau mengunjungi museum-museum yang ada di daerah sekitaran kota tua,tapi karena mempertimbangkan beberapa hal seperti ; jauh dan waktu yang tidak panjang hari itu akhirnya saya memutuskan mengunjungi beberapa museum yang ada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Walaupun saya gak bisa mengunjungi semua museum yang ada di sini tapi cukup menyenangkan dan berharap lain hari punya kesempatan untuk datang dan menyambangi museum lainnya. Nah, yuk mari kita ikuti perjalanan saya ke 3 museum yang ada di TMII.

Museum Indonesia


Museum ini dilihat dari luar bergaya arsitektur bali lengkap dengan patung-patungnya. Masuk ke museum ini dikenakan biaya 5ribu rupiah dan harus membayar 5ribu rupiah lagi jika kita mau mengambil foto. Museum ini terbagi menjadi 3 lantai. Yuks kita lihat lantai per lantai.

Lantai 1 bernama Bhineka Tunggal Ika
Di lantai 1 ini menggambarkan ke-Bhinaka Tunggal Ika-an Indonesia. Terdapat diorama upacara perkawawinan dari daerah Solo atau Surakarta. Di sini dipamerkan juga pakaian adat pernikahan mulai dari Aceh sampai ke Papua. Bergeser ke bagian lainnya di lantai ini juga terdapat diorama permaian gamelan lengkap berikut patung mannequin dengan suara musik gamelannya yang bisa kita kendalikan dari luar dengan menekan tombol sesuai dengan nama alat gamelan tersebut. Ada juga sederetan lengkap alat musik angklung, alat musik dari Sulawesi dan beberapa daerah lainnya. Dipamerkan juga wayang-wayang dari daerah masing-masing seperti wayang suluh , wayang purwa, wayang madya, wayang gedog, wayang klitik, dll. Di lantai ini juga terdapat lukisan wayang batik yang terpasang di dinding.
 
Diorama perwayangan


Diorama alat musik gamelan

Lantai 2 bernama Manusia dan Lingkungan
Nah,di lantai ini terdapat banyak diorama tentang hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Mulai dari miniature rumah-rumah adat dalam berbagai nama dan kegunaan rumah tersebut.
sebagian miniatur rumah adat. Sebelah kanan miniatur Istana Langkat
Ada alat-alat yang bisa digunakaan untuk bekerja di sawah, laut dan hutan. Ada pula diorama kamar pengantin dari Sumatra Barat, juga dapur di daerah Sumatra Utara dilengkapi dengan alat dan nama-namanya. Dipamerkan juga miniature alat-alat transportasi yang biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia. Terdapat juga contoh-contoh tulisan jawa kuno dan beberapa daerah lainnya.

Alat-alat yang digunakan masyarakat Indonesia. Berburu, melaut, sawah dan alat-alat musim panen
Lantai 3 bernama Seni dan Kriya
Di lantai ini menampilkan koleksi-koleksi yang bisa dikatakan datang dari masa sekarang, seperti kerajinan-kerajinan tradisonal tenun, kerjinan keramik ataupun juga seni ukir.



Museum Penerangan.

pic.google
Museum ini terdiri dari 3 lantai juga seperti Museum Indonesia. Di museum ini terdapat benda-benda bersejarah di dunia informasi dan komunikasi dari dunia perfilman,radio,televisi dan juga alat-alat mesin percetakaan yang digunakan di jaman perjuangaan lalu. 





(ki) mesin tik huruf arab (ka) teleprinter generasi kedua yang digunakan kantor berita Antara


(Atas ki-ka) Piala Citra, Piala Bing Slamet, (Bawah ki-ka) Kamera peliput Pepera dan The Legend Warkop DKI

 
 Museum Bayt Al-Quran & Museum Istiqlal

pic.google

2 museum ini memang bertempat di dalam gedung yang sama. Di Museum kita dapat menikmati koleksi mushaf, Al-Quran dan karya seni rupa islami dari berbagai daerah yang dibuat oleh para cendikiawan muslim dan para ulama dari beberapa abad yang lalu.


Alif Lam Mim dan Ashabul Khafi

Di museum ini memamerkan koleksi mushaf al-qur’an yang sangat unik. Ada mushaf al-qur,an pusaka yang ditulis oleh Prof.Drs.H. Salim Fachri yang diprakarsai oleh Bung Karno pada kala itu.

Al-Quran Mushaf Pusaka dan Al-Quran Daun Lontar  

 
Terdapat Mushaf Wonosobo,salah satu mushaf terbesar yang ditulis oleh 2 orang santri Pondok Pesantren Al-Asy'ariyah Kalibeber,Wonosobo. Mushaf ini ditulis selama 14 bulan dengan ukuran halaman 145 cm x 195 cm dan ukuran teks 80 x 130 cm. Ada pula mushaf salah satu yang terkecil adalah Mushaf Istanbul yang berukuran 2 x 1,5 x 1 cm. 

Mushaf Wonosobo dan Mushaf Istanbul


Selain itu di ruang pamer museum ini terdapat juga Al-Quran Mushaf Sarung Batik, Al-Quran dengan terjemahan bahasa Jawa dan bahasa Madura, Mushaf Sundawi dan juga Mushaf Malaysia yang dipajang dalam bentuk iluminasi khas masing-masing daerah.

Mushaf Sundawi

  
Mushaf Sarung Batik

Wisata museum yang cukup menyenangkan hari itu dan berharap bisa datang lagi untuk melihat-lihat museum yang lainnya. Wisata museum adalah salah satu cara yang cukup mudah untuk kita lebih dekat dengan sejarah,asal muasal, kebudayaan dan banyak hal lainnya yang bisa kita dapatkan di museum.


Nah,Temans sampai jumpa di wisata museum berikutnya...