Ternyata tak ada yang benar-benar sungguh, pun denganmu yang hanya singgah untuk menjadikanku penenang, bukan pemenang.
Kamu
tahu? Kepergian yang paling menyakitkan adalah yang tanpa lambaian tangan,
tanpa aba-aba kemudian menghilang.
Hari-hariku
patah, malam-malamku sembab karena sebab pergimu. Aku mungkin menyesali karena tak sempat
bertanya arti diri padamu, hingga kamu membawa semua jawab atas resah di tiap
malam-malam jejal.
Tapi,
kamu tak usah khawatir kelak hariku akan bersenandung lagi dan malamku akan
penuh dengan asa bahagia. Waktu akan berbaik hati menyertai segala ingin untuk
mengenangmu tanpa air mata.
Aku
paham dari kepergianmu aku belajar. Tuhan sedang berbicara padaku tentang
keikhlasan, tentang melepaskan apa yang bukan menjadi takdir.
Kularungkan doa untuk semua harap yang tak bisa dinadakan suara. Untuk semua hadir yang tak bisa bersemai dalam tatap. Tenanglah kamu di sana, damailah dalam dekapanNya.
Juli, 2020
Tulisan ini diterbitkan di Buku Kumpulan Prosais Patah Hati Nulis Keroyokan Batch 11
0 cerita:
Post a Comment